Pembangkitan gas bio dari limbah ternak sesungguhnya bukan hal baru. Namun, selama ini kebanyakan orang
menyangka biogas hanya dihasilkan dari ternak sapi dan tanpa teknik dan
pemilihan bahan yang tepat, biogas yang dihasilkan terkesan hanya
menghasilkan gas bagi menyalakan kompor biogas secara terbatas, berdaya nyala
rendah dan akhirnya dipersepsikan seolah hanya urusan peternak kecil
memanfaatkan tinja bagi masak memasak sekeluarga. Padahal, semua
biomassa dan sampah organik termasuk tinja ayam, dengan perlakuan awal
(pre treatment) agar memenuhi syarat fermentasi ( CN ratio, PH,
temperatur) sesungguhnya menghasilkan energi biogas. Dan setelah
dilewatkan pemurnian, biogas akan menaik kualitasnya menjadi biometan RNG ( Renewable Natural Gas).
Dalam penyajian terbaru, instalasi biometan dari KencanaOnline.Com yang telah dilengkapi dengan pemurnian biogas ini, mampu menghasilkan
lebih dari 5 m3 gas termurnikan dari kandungan gas tidak bermanfaat dalam pembangkitan energi ( seperti H2S, NH4, NH2 dan CO2). Maka, biogas pun menjelma menjadi biomethan, komposisi gas (CH4) homogen, mampu menyalakan genset tanpa resiko korosif, menjadi bahan bakar pemanas ( Infrared, burner, kompor) dengan kandungan energi pemanas mendekati CNG (Compressed Natural Gas) serta, kemudian, dapat disimpan dan dimobilisasi dalam tabung bertekanan seperti layaknya CNG/LNG/LPG.
Perolehan biogas dari tinja ternak ayam maupun hewan lainnya sebesar 5 m3/ hari berkemampuan menggantikan bahan bakar pemanas indukan (brooder) 6-7 jam untuk memberi pemanasan kepada 1000 ekor ( broiler, petelur). Diketahui, pemanas indukan selama ini membutuhkan 0, 28 kg LPG/jam sampai 0,43 kg LPG/jam per 1 kandang 1000 ekor atau setara biaya minimal ( LPG bersubsidi) Rp 783/ ekor/siklus produksi. Dengan pengolahan tinja ayam menjadi biogas maka biaya usaha ayam jadi irit, tanpa memerlukan
pembelian bahan bakar ( LPG) dan, sekaligus menyelesaikan masalah dari cemaran dari kotoran ternak (ayam). Tinja ayam jadi bahan bakar Pemanas Indukan dan pupuk organik diyakini akan mengurangi biaya usaha peternakan khususnya meniadakan belanja LPG serta pengolahan limbah.
Disamping perolehan energi, pembangkitan biogas juga mendapatkan lumpur sebagai bahan Pupuk dan Pemupukan. Jenis lumpur cairan (organik) setelah bebas gas CH4 ( slurry) sangat ampuh menumbuhkan fito plankton di perairan dan kolam ikan serta, jenis kompos padat sangat baik menjadi pupuk vegetasi di lahan gersang, memupuk tanaman kayu ( jabon, albasia) serta, pada akhirnya, menghijaukan kembali lereng gunung yang awalnya gundul dan gersang (*)
Dalam penyajian terbaru, instalasi biometan dari KencanaOnline.Com yang telah dilengkapi dengan pemurnian biogas ini, mampu menghasilkan
lebih dari 5 m3 gas termurnikan dari kandungan gas tidak bermanfaat dalam pembangkitan energi ( seperti H2S, NH4, NH2 dan CO2). Maka, biogas pun menjelma menjadi biomethan, komposisi gas (CH4) homogen, mampu menyalakan genset tanpa resiko korosif, menjadi bahan bakar pemanas ( Infrared, burner, kompor) dengan kandungan energi pemanas mendekati CNG (Compressed Natural Gas) serta, kemudian, dapat disimpan dan dimobilisasi dalam tabung bertekanan seperti layaknya CNG/LNG/LPG.
Perolehan biogas dari tinja ternak ayam maupun hewan lainnya sebesar 5 m3/ hari berkemampuan menggantikan bahan bakar pemanas indukan (brooder) 6-7 jam untuk memberi pemanasan kepada 1000 ekor ( broiler, petelur). Diketahui, pemanas indukan selama ini membutuhkan 0, 28 kg LPG/jam sampai 0,43 kg LPG/jam per 1 kandang 1000 ekor atau setara biaya minimal ( LPG bersubsidi) Rp 783/ ekor/siklus produksi. Dengan pengolahan tinja ayam menjadi biogas maka biaya usaha ayam jadi irit, tanpa memerlukan
pembelian bahan bakar ( LPG) dan, sekaligus menyelesaikan masalah dari cemaran dari kotoran ternak (ayam). Tinja ayam jadi bahan bakar Pemanas Indukan dan pupuk organik diyakini akan mengurangi biaya usaha peternakan khususnya meniadakan belanja LPG serta pengolahan limbah.
Disamping perolehan energi, pembangkitan biogas juga mendapatkan lumpur sebagai bahan Pupuk dan Pemupukan. Jenis lumpur cairan (organik) setelah bebas gas CH4 ( slurry) sangat ampuh menumbuhkan fito plankton di perairan dan kolam ikan serta, jenis kompos padat sangat baik menjadi pupuk vegetasi di lahan gersang, memupuk tanaman kayu ( jabon, albasia) serta, pada akhirnya, menghijaukan kembali lereng gunung yang awalnya gundul dan gersang (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar