Setelah sukses membangkitkan energi ( listrik, panas) dari biomassa berbahan eceng gondok, sampah organik, kotoran ternak dan aneka gulma kebun, kini instalasi Pembangkit Listrik Tenaga
Biomassa (PLTBm) memanfaatkan ganggang atau rumput laut Coklat yang melimpah di pantai Indonesia.
Seperti diketahui habitat alga dari jenis marga Sargasum sp ini secara alami tumbuh melimpah di beberapa tempat, khususnya di daerah yang berhadapan langsung dengan ombak besar. Keberadaan alga cokelat yang tumbuh di antara ekosistem terumbu karang, bahan baku alginat ini sejatinya melimpah di pesisir Indonesia, tapi masih belum termanfaatkan secara optimal. Kini saatnya, biomassa yang dikatagorikan sebagai gulma di pantai pesisir ini diolah menjadi Biogas, Bio Elektrik dan Pupuk
Bahan baku ganggang coklat bagi pembangkitan Biogas, Bio Elektrik dan Pupuk di Indonesia sungguh luar biasa jika mengingat Indonesia memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia ( 95.181 km). Dengan pantai yang banyak berhadapan dengan ombak besar, sangat cocok bagi berkembangnya ganggang coklat, sesungguhnya akan mampu menjadi modal bagi ikhtiar mandiri energi dan pangan masyarakat pesisir
Atas perolehan manfaat besar itu, seorang wakil rakyat dari Kabupaten Belitung, Mahadir, SE, berusaha keras menghadirkan instalasi PLTBm ini agar segera bisa diinstall di berbagai wilayah di Belitung. Dengan itu, agar ganggang coklat yang banyak terdapat di perairan Bangka Belitung ini segera dapat dimanfaatkan masyarakat guna memenuhi kebutuhan akan gas bagi masak memasak, atau membangkitkan energi listrik dari genset biogas.
Dari tiap 150 kg bahan baku alga diperoleh sekitar 6 m3 biomethan ( biogas yang dimurnikan dari kandungan H2S, NH4, NH2 dan CO2) dan gas sebesar itu mampu menjadi bahan bakar menghidupkan genset menghasilkan 6 KWH atau bila digunakan bagi menyalakan kompor akan mampu menghasilkan energi panas setara dengan 2,88 kg LPG.
Disamping perolehan energi dari gas hasil fermentasi dalam digester yang terdapat dalam rangkaian PLTBM - Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa, didapatkan juga produk lain berupa pupuk organik cair yang kaya akan hormon dan nutrisi (*).
Seperti diketahui habitat alga dari jenis marga Sargasum sp ini secara alami tumbuh melimpah di beberapa tempat, khususnya di daerah yang berhadapan langsung dengan ombak besar. Keberadaan alga cokelat yang tumbuh di antara ekosistem terumbu karang, bahan baku alginat ini sejatinya melimpah di pesisir Indonesia, tapi masih belum termanfaatkan secara optimal. Kini saatnya, biomassa yang dikatagorikan sebagai gulma di pantai pesisir ini diolah menjadi Biogas, Bio Elektrik dan Pupuk
Bahan baku ganggang coklat bagi pembangkitan Biogas, Bio Elektrik dan Pupuk di Indonesia sungguh luar biasa jika mengingat Indonesia memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia ( 95.181 km). Dengan pantai yang banyak berhadapan dengan ombak besar, sangat cocok bagi berkembangnya ganggang coklat, sesungguhnya akan mampu menjadi modal bagi ikhtiar mandiri energi dan pangan masyarakat pesisir
Atas perolehan manfaat besar itu, seorang wakil rakyat dari Kabupaten Belitung, Mahadir, SE, berusaha keras menghadirkan instalasi PLTBm ini agar segera bisa diinstall di berbagai wilayah di Belitung. Dengan itu, agar ganggang coklat yang banyak terdapat di perairan Bangka Belitung ini segera dapat dimanfaatkan masyarakat guna memenuhi kebutuhan akan gas bagi masak memasak, atau membangkitkan energi listrik dari genset biogas.
Dari tiap 150 kg bahan baku alga diperoleh sekitar 6 m3 biomethan ( biogas yang dimurnikan dari kandungan H2S, NH4, NH2 dan CO2) dan gas sebesar itu mampu menjadi bahan bakar menghidupkan genset menghasilkan 6 KWH atau bila digunakan bagi menyalakan kompor akan mampu menghasilkan energi panas setara dengan 2,88 kg LPG.
Disamping perolehan energi dari gas hasil fermentasi dalam digester yang terdapat dalam rangkaian PLTBM - Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa, didapatkan juga produk lain berupa pupuk organik cair yang kaya akan hormon dan nutrisi (*).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar